Tetapitahukah kalian bahwa di luar itu semua ternyata kita, di Indonesia masih bisa menikmati indahnya kerukunan yang tercermin dari tempat ibadah. Solo ada dua tempat ibadah yang dibangun secara berdampingan yaitu Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan dan juga Masjid Al-Hikmah. Uniknya, dua bangunan ini letaknya berdempetan alias saling
Pertanyaan Di daerah kami ada dua masjid yang berdekatan, salah satunya biasanya penuh dengan jamaah shalat, dan yang lain sepi dari jamaah shalat, bahkan kadang tidak dibuka. Dalam kondisi seperti itu mana yang lebih utama dari keduanya, apakah shalat di masjid yang penuh dengan jamaah atau memakmurkan masjid yang satunya? Kedua; -Semoga Allah memberikan keberkahan kepada anda- imam dari masjid yang penuh dengan jamaah tidak perhatian dengan sunah, ia melakukan isbal kain turun di bawah mata kaki. Sedangkan masjid yang satunya, imamnya secara umum komitmen kepada sunah secara umum dan sebatas kemampuannya. Kami mohon penjelasannya anda, di masjid mana yang shalatnya lebih utama? Teks Jawaban Banyaknya masjid meskipun dalam satu kawasan adalah tanda baik. Hal itu akan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan shalat di rumah-rumah Allah. Akan tetapi pada saat yang sama kami ingatkan beberapa hal Hendaknya bangunan masjid-masjid tidak sangat berdekatan, sehingga tidak menyebabkan perpecahan di antara umat Islam. Bisa jadi pembangunannya ada unsur berlebihan, berbangga-banggaan, dan terkadang sebagiannya ditutup pada beberapa shalat karena tidak adanya jamaah shalat. Agar tidak dilaksanakan shalat Jumat pada kedua masjid tersebut. Yang dipakai shalat Jumat hendaknya masjid yang lebih besar dari keduanya agar semuanya berkumpul untuk shalat pada satu masjid. Membangun masjid di kawasan yang belum ada masjid sama sekali, lebih utama daripada di tempat-tempat yang sudah ada beberapa masjid yang cukup untuk jamaah shalat. Kedua Karena kondisinya seperti yang telah anda sebutkan, maka pendapat kami, hendaknya anda shalat di masjid yang pertama, karena beberapa hal Berkumpulnya jamaah shalat pada satu masjid akan mewujudkan keharmonisan di antara mereka, dan akan menambah keterikatan mereka. Akan diketahui siapa yang sakit untuk dijenguk, dan orang fakir mereka untuk dibantu, dan siapa yang meninggal dunia untuk disholati, dan keluarganya berhak dihibur. Bahwa masjid yang menjadi tempat shalat bagi seluruh penduduk kawasan itu, dapat membantu memberikan pengajaran bagi jamaah dan menasehati mereka. Berbeda dengan terpecahnya mereka pada lebih dari satu tempat. Sehingga jika ada seorang ulama datang untuk mengajar atu seorang dai untuk menasehati sedangkan masyarakat telah berkumpul pada satu tempat, maka kebaikan dan manfaatnya akan sampai kepada mereka semuanya. Setiap kali jumlah jamaah shalat bertambah, maka akan lebih dicintai Allah. Dari Ubay bin Ka’ab –radiallahu anhu-, dia berkata “Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda وَإِنَّ صَلَاةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ ، وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ، وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى رواه أبو داود، رقم 554 والنسائي، رقم 843، وحسنه الألباني في صحيح أبي داود “Dan sungguh shalatnya seorang laki-laki bersama seorang laki-laki lebih suci dari pada shalatnya sendirian, dan shalatnya bersama dua orang lebih suci dari pada bersama satu orang, dan setiap bertambah banyak maka akan lebih dicintai oleh Allah Ta’ala.” HR. Abu Daud, no. 554, Nasai, no. 843. Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin –rahimahullah- berkata“Seandainya ada dua masjid misalnya, yang satu lebih banyak jamaahnya dari yang lainnya, maka yang lebih utama adalah shalat berjamaah di masjidyang lebih banyak jamaahnya, karena Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda صَلاةُ الرَّجُلِ مع الرَّجُلِ أزكى مِن صلاتِهِ وحدَهُ ...... “Shalatnya satu orang bersama satu orang lainnya lebih baik dari pada shalatnya seorang diri....”. Kesimpulannya, jika terdapat dua masjid, salah satunya lebih banyak jamaahnya dari masjid lainnya, maka yang lebih utama adalah shalat di tempat yang lebih banyak jamaahannya”. Asy Syarhul Mumti’ ala Zaad al Mustaqni, 4/150-151 juga berkata “Yang lebih utama bagi selain penjaga perbatasan, shalat di masjid yang jamaah tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan kehadirannya. Misalnya, ada sebuah masjid tempat masyarakat melaksanakan shalat. Akan tetapi ada seseorang yang jika dia hadir dan menjadi imam, maka shalat jamaah dapat dimulai, dan jika dia tidak hadir, maka masyarakat akan pergi. Maka yang paling utama bagi orang tersebut adalah shalat di masjid tersebut agar dapat memakmurkannya. Karena jika dia tidak hadir, shalat tidak dapat dilakukan dan tidak selayaknya terjadi shalat di masjid diliburkan. Maka shalatnya orang itu di masjid tersebut lebih utama daripada shalatnya di masjid yang jumlah jamaahnya lebih banyak. Akan tetapi, hendaknya dibatasi dengan syarat, masjid tersebut tidak berdekatan dengan masjid yang jumlah jamaahnya lebih banyak. Maka bisa saja dikatakan “Sunggguh yang paling utama hendaknya umat Islam berkumpul di satu masjid, hal ini lebih utama daripada berpecah. Jika misalnya ada masjid lama yang didatangi oleh lima atau sepuluh orang, sementara di dekatnya ada sebuah masjid yang banyak jamaahnya dan tidak jamaah masjid lama tidak kesulitan untuk bergabung ke masjid yang ramai tersebut, maka dapat dikatakan; Lebih baik jika mereka bergabung ke masjid yang ramai dan berkumpul di sana, karena semakin banyak jamaahnya, akan semakin utama”. As Syarhul Mumti ala Zaad al Mustaqni 4/150 Hendaknya anda menasehati imam tersebut, semoga Allah memberi hidayah dan taufik-Nya kepadanya, untuk mengikuti sunah dan bersemangat mengamalkannya. Akhirnya, dapat saja kami memberikan fatwa kepada anda untuk shalat di masjid yang jamaahnya lebih sedikit jika jamah masjid satunya dikenal tidak menyukai sunah, bahkan memeranginya dan orang yang mengamalkannya, dan anda sudah melaksanakan kewajiban memberikan nasehat kepada mereka akan tetapi tidak berguna. Maka dalam kondisi seperti ini, shalat anda di masjid yang di dalamnya dihidupkan amalan sunah dan kalian dapat mengajarkannya kepada masyarakat tidak diragukan lagi lebih baik/utama. Namun karena masalahnya tidak sampai pada taraf seperti ini, maka kami berpendapat hendaknya anda bergabung dalam satu masjid di masjid yang lebih banyak jamaahnya. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kalian. Wallahu A’lam
Letakdua tempat ibadah yang berdekatan membuktikan bahwa - 23111085 quinsha290912 quinsha290912 18.06.2019 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Letak dua tempat ibadah yang berdekatan membuktikan bahwa 2 Lihat jawaban Iklan SURABAYA, - Salah satu perumahan elite di Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, memiliki enam rumah ibadah yang dibangun berdampingan. Keenam rumah ibadah tersebut yaitu masjid, gereja umat Katolik dan Kristen Protestan, kelenteng, vihara, dan pura. Rumah ibadah itu berdiri di atas tanah perumahan Royal Residence, Wiyung, Surabaya Forum Komunikasi Rumah Ibadah FKRI Royal Residence Indra Prasetya menceritakan, perumahan itu mulai ditempati pada 2009 lalu. Indra sendiri mulai membeli rumah dan tinggal di perumahan tersebut sejak tahun 2010. Selama ini, warga di sana selalu melaksanakan ibadah di luar perumahan. Sebab, desain kompleks perumahan memang tidak disediakan tempat ibadah. Hingga pada akhir 2014, ia mengajukan kepada pihak developer agar di kompleks perumahan tersebut disediakan fasilitas umum berupa rumah ibadah. Alasannya, warga Muslim yang melaksanakan ibadah lima waktu setiap harinya, harus beribadah di luar perumahan yang jaraknya lumayan jauh dari perumahan. "Jadi ini berawal dari warga Muslim yang menginginkan masjid di perumahan. Karena kebutuhan ibadah lima waktu. Selama ini, warga Muslim selalu beribdaha di luar," kata Indra kepada belum lama ini. Baca juga Cerita di Balik Foto Viral Wanita Berhijab dari Semarang Bersalaman dengan Paus Fransiskus Pada 2016 lalu, usulan untuk membangun rumah ibadah itu disetujui oleh pihak developer. Tidak hanya masjid, pihak developer juga menyediakan lahan seluas 400 meter persegi untuk dibangun rumah ibadah bagi pemeluk agama selain Islam. "Pihak developer bilang gini, 'Ya sudah, kalau begitu sekalian semua. Lahannya ada di bawah sutet, apa mau di situ?' Kita jawab mau," cerita Indra. Karena agama yang diakui Indonesia hanya ada enam, perwakilan tokoh dari enam agama, yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghucu, bertemu dan sepakat membangun rumah ibadah berjajar. Menurut Indra, pihak developer hanya menyediakan lahan. Sementara biaya pembangunannya dikumpulkan secara swadaya oleh warga dengan mencari sumbangan. "Yang bertanggung jawab membangun adalah warga. Tentunya, bukan murni warga tetapi banyak penyumbang. Jadi, masing-masing pengurus cari dana dan ada yang dapat dari pemerintah kota, provinsi, ada yang dapat dari pemerintah pusat dapat. Hindu dari pusat dapat, Katolik dari provinisi dapat. Jadi, semua sepakat untuk dibangun bersama," ucap dia. SALMAN Enam rumah ibadah seperti Masjid, Gereja Katolik, Gereja Kristen Protestan, Pura, Vihara, dan Kelenteng, berjajar jadi satu di perumahan Royal Residence, Wiyung, para tokoh antar agama itu bertemu, kemudian disepakati untuk membentuk Forum Komunikasi Rumah Ibadah FKRI. Forum lintas agama itu dibentuk untuk menghindari adanya gesekan dan tetap menjalin hubungan kerukuran antar umat beragama. Indra Prasetya dipilih para tokoh lintas agama untuk menjadi ketua mendapat dana untuk membangun rumah ibadah, pembangunan enam rumah ibadah itu dimulai pada 2017. Rumah ibadah yang sudah beroperasi baru ada tiga, yakni masjid, gereja Kristen Protestan dan gereja Katolik. Sementara itu, rumah ibadah agama Hindu, Budha, dan Konghucu, seperti pura, vihara, dan kelenteng masih dalam proses pembangunan. Baca juga Hanya Dewi yang Diberi Kesempatan Bersalaman dan Berkenalan dengan Paus Fransiskus Mengatur waktu Untuk mengantisipasi perbedaan pendapat antar pemeluk agama, menurut Indra, kegiatan-kegiatan besar tidak boleh dilakukan dengan jadwal yang sama. Tujuannya agar pemeluk agama lain tidak terganggu. Sebab, jarak antar rumah ibadah yang berjajar itu, masing-masing hanya berjarak tiga meter. "Misalkan Katolik dan Protestan sama-sama ada Natalan. Kita pemeluk agama lain harus menyesuaikan. Nanti disampaikan ke umat lain, agar tidak melakukan kegiatan di hari yang sama. Itu sudah disepakati," ujar dia. Nantinya, setelah enam rumah ibadah itu beroperasi semua, warga di perumahan setempat berharap pengelola masing-masing rumah ibadah haruslah dari tokoh agama yang tinggal di perumahan tersebut. "Kita tidak ingin sampai ada gesekan. Yang diharapkan pengurus FKRI, pengurus masing-masing rumah ibadah warga Royal Residence. Karena kalau ada benturan bisa diminimalisir. Karena kita bertemu tiap hari. Tapi mudah-mudahan rukun," kata dia. Menurut Indra, untuk menjaga kerukunan antar pemeluk agama, ia bersama pengurus dan warga selalu menjalin komunikasi agar bisa saling menghargai dan menjaga toleransi. Ia menyampaikan, ada beberapa hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama agar tidak menimbulkan gesekan antar umat beragama. Untuk tempat parkir, misalnya, warga yang hendak beribadah di rumah ibadah tersebut diberi kebebasan untuk memarkir kendaraannya di mana saja. "Hari Minggu, misalnya, agama Hindu, Kristen, Katolik, Budha, dan Konghucu ibadahnya kan semua bersamaan, sehingga semua sudah sepakat bahwa tidak masalah memarkir kendaraan di depan masjid. Kegiatan di masjid diupayakan tidak minggu pagi karena sudah banyak teman-teman yang menggunakan lokasi parkir," ujarnya. Tidak sampai di situ, masjid di sana juga tidak menggunakan pengeras suara untuk adzan. Di gereja juga disepakati untuk tidak memakai lonceng agar tidak mengganggu. "Jadi speaker di masjid cuma ada di dalam gedung, termasuk lonceng di gereja ada di dalam gedung. Semua sudah sepakat supaya bisa rukun. Karena Tuhan menciptakan manusia untuk saling rukun dan berinteraksi," ujarnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Keenamrumah ibadah tersebut yaitu masjid, gereja umat Katolik dan Kristen Protestan, kelenteng, vihara, dan pura. Rumah ibadah itu berdiri di atas tanah perumahan Royal Residence, Wiyung, Surabaya Barat. Ketua Forum Komunikasi Rumah Ibadah (FKRI) Royal Residence Indra Prasetya menceritakan, perumahan itu mulai ditempati pada 2009 lalu.
Jakarta - Antara Jakarta dan Kota Ferizaj di Kosovo terbentang jarak km lebih. Tapi ada satu hal yang menyamakan dua kota itu keduanya memiliki gereja dan masjid yang saling bertetangga, sebagai simbol kerukunan antarumat beragama. Di Kosovo, yang terimbas terbelahnya Yugoslavia dalam perang pada 1990-an. Kosovo pun bergolak, Kristen dan Islam pun bentrok, mewarisi konflik panjang dua agama di wilayah Balkan simbol dua agama itu pernah rukun terdapat di Kota Ferizaj, di mana Gereja Ortodoks Serbia dan sebuah masjid berdiri bersama. Dinukil dari Atlas Obscura, identitas agama ini telah berubah menjadi identitas nasional, karena orang Serbia didominasi Kristen sedangkan Albania, yang merupakan mayoritas Kosovar, adalah Muslim. Mereka semua hidup di Ferizaj dalam bahasa Albania atau Urosevac dalam bahasa Serbia, terletak di Kosovo selatan. Di kota itu, sebuah masjid, yang dikenal sebagai Masjid Madhe, dibangin pada tahun 1890-an, pada masa Kekaisaran Ottoman. Namun dihancurkan oleh pembom Jerman selama Perang Dunia saat ini selesai dibangun kembali pada tahun 1943 dan peningkatan pembangunan, termasuk menara kedua, diselesaikan paling lambat tahun 2013. Lalu, Pada akhir 1920-an, diputuskan bahwa gereja Ortodoks Serbia akan dibangun di halaman yang sama dengan masjid. Kemudian bernama Gereja Kaisar Suci Uros, yang didedikasikan untuk Kaisar Serbia Uros bertahun-tahun, perselisihan dan konflik memakan korban bangunan gereja, termasuk penjarahan dan kebakaran setelah dimulainya Perang Kosovo pada tahun 1999. Grafiti umumnya ditemukan di temboknya sampai hari ini. Namun, secara umum, halaman yang menampung dua ideologi yang tampaknya bertentangan itu berlangsung dengan Di Indonesia, terdapat Masjid Agung Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang saling bertetangga. Dinukil dari pada 1950-an, Bung Karno menginginkan sebuah masjid nasional yang berdekatan dengan bangunan simbol negara lainnya, seperti Istana Negara. Disebutkan dalam buku 'Sejarah Gereja Katolik Indonesia' 1972 terbitan Majelis Agung Waligereja Indonesia, pendirian gereja bersejarah ini sudah dilakukan sejak 1892 dan diresmikan pada 21 April warga berjalan menuju Masjid Istiqlal untuk melaksanakan Salat Idul Adha seusai memarkir kendaraan bermotornya di Gereja Katedral, Jakarta, Ahad, 11 Agustus 2019. Selain menyediakan tempat parkir, otoritas gereja juga mengubah jadwal ibadah misa Minggu dari pukul WIB menjadi pukul WIB untuk menghormati umat muslim yang merayakan Hari Raya Idul Adha pada Minggu, 11 Agustus 2019. ANTARA/Aprillio AkbarDengan dua rumah ibadah yang bertetangga, Bung Karno ingin menyampaikan pesan bahwa bangsa ini memiliki semangat persatuan dan toleransi beragama yang sangat kuat, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, yang terpilih sebagai arsitek pembangunan Masjid Istiqlal bernama Fredrerich Silaban, seorang pemeluk Nasrani dan anak pendeta Kristen Protestan di tanah Batak, Sumatera Utara. Pemilihan ini dilakukan setelah digelar suatu saat ini, dua rumah ibadah itu menjadi landmark kota, baik di Jakarta maupun di Ferizaj. Keduanya juga menjadi destinasi wisata kota, di mana turis bisa menikmati kemegahan gereja dan masjid sekaligus.
Terjemahanfrasa DUA TEMPAT IBADAH dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "DUA TEMPAT IBADAH" dalam kalimat dengan terjemahannya: Dua tempat ibadah ini hanya terpisah oleh dinding. Meski berbeda, banyak masjid dan gereja dibangun berdampingan di dunia ini. Namun, saat ini di media massa banyak dipertontonkan pemandangan dua agama yang saling berseteru. Bahkan jika menilik lebih dalam ke situs-situs keagamaan di dunia maya banyak diisi oleh perang cacian antar pemeluk agama. Hal ini sangat miris mengingat masing-masing agama sebenarnya mengajarkan nilai-nilai toleransi pada pemeluk agama lain. Terlepas dari berbagai masalah yang melibatkan agama, ternyata di luar sana ada daerah-daerah yang memiliki sifat toleransi agama yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam yang berdampingan dengan gereja, tempat ibadah orang Kristen dan Katolik. Melihat hal tersebut membuat hati menjadi damai, berikut masjid-masjid yang berdampingan dengan gereja. 1. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral – Jakarta, Indonesia Ada pemandangan menarik ketika melintasi Jalan Medan Merdeka, Jakarta yaitu dua buah bangunan megah yang menjadi tempat ibadah dua pemeluk agama yang berbeda yakni Islam dan Kristen. Adalah Masjid Istiqlal, masjid terbesar se-Asia Tenggara dan Gereja Katedral dibangun berdampingan dan hanya dipisahkan oleh Jalan Wijaya Kusuma. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Damn I Love Indonesia Kedua bangunan yang berdekatan ini terkenal sebagai simbol kerukunan beragama di Indonesia. Uniknya masjid Istiqlal sendiri diarsiteki oleh seorang penganut agama Kristen Protestan. Letaknya yang berada di dekat gereja juga atas inisiatif presiden Soekarno. Tujuannya sebagai lambang semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai Pancasila. 2. Masjid Agung Jami’ dan GPIB Immanuel – Malang, Indonesia Masih di Indonesia tepatnya di jantung kota Malang juga terdapat dua tempat ibadah beda agama yang dibangun berdampingan, yaitu masjid Agung Jami’ dan GPIB Immanuel. Dua tempat ibadah ini telah berdampingan selama lebih dari 100 tahun dan menjadi bukti bahwa warga kota Malang telah memiliki toleransi beragama yang tinggi jauh sebelum Indonesia merdeka. Masjid Agung Jami’ dan GPIB Immanuel Hipwee Anda yang sedang jalan-jalan di kota Malang, Anda bisa menjumpai dua tempat ibadah ini di depan alun-alun kota. Masjid Agung Jami’ dibangun pada tahun 1875 sedangkan Gereja datang dari tahun 1861. Uniknya selama ratusan tahun berdampingan tidak pernah ada percekcokan di antara kedua pemeluk agama ini. Sungguh damai bukan melihat keadaan yang demikian? 3. Mohammed El Amin Mosque dan St. George Maronite Cathedral – Beirut, Lebanon Pemandangan masjid yang bersanding dengan gereja tidak hanya dijumpai di Indonesia saja. Di luar negeri juga terdapat beberapa masjid yang dibangun tepat disebelah gereja, salah satunya ada di kota Beirut, Lebanon. Di pusat kota terbesar Lebanon ini ada masjid Mohammed El Amin dan gereja Katedral St. George Maronite yang dibangun berdampingan. masjid Mohammed El Amin dan gereja Katedral St. George Maronite Via Maralasky WordPress Menariknya, beberapa waktu lalu menara gereja dibangun dan disesuaikan dengan ketinggian menara masjid. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kecemburuan sosial di antara masing-masing pemeluk agama. Hal unik lainnya adalah bahwa setiap waktu shalat tiba, di kawasan tersebut sangat lumrah mendengan suara adzan yang dibarengi suara lonceng dari gereja. 4. Masjid Besar Amru bin Ash, Gereja dan Sinagog Yahudi – Kairo, Mesir Jika dalam daftar sebelumnya hanya masjid dan gereja saja yang berdampingan maka di Kairo, Mesir terdapat tiga tempat ibadah dari tiga agama yang berbeda. Agama-agama tersebut adalah Islam, Kristen dan Yahudi. Di dekat Masjid Besar Amru bin Ash terdapat bangunan Gereja tua serta Sinagog Yahudi. Masjid Besar Amru bin Ash, Gereja dan Sinagog Yahudi Edtrayes Bangunan-bangunan tersebut sudah berumur sangat tua, bahkan masjidnya telah berusia tahun. Masjid Besar Amru bin Ash dibangun di dekat bekas benteng Romawi yang kini didirikan Gereja Babylon, pusat perkembangan Kristen Koptik di Mesir. Di bawah tanah kawasan Kairo lama ini juga ditemukan Sinagog, tempat ibadah orang Yahudi. Selama ini masing-masing pemeluk agama tidak pernah bertikai, mereka menjalankan ibadah mereka masing-masing dengan damai. 5. King Abdullah I Mosque dan Gereja Ortodok Yunani St. Mary – Amman, Yordania Daftar terakhir masjid yang berdampingan dengan gereja berasal dari negara Yordania. Tepat di pusat kota Amman, Yordania traveler bisa menemukan masjid Raja Abdullah I dan Gereja Ortodok Yunani St. Mary yang dibangun berdampingan King Abdullah I Mosque dan Gereja Ortodok Yunani St. Mary the muslim times Masjid megah yang kubahnya didominasi warna biru ini dibangun sekitar tahun 1980-an. Uniknya di belakang masjid ini terdapat sebuah gereja dan kedua bangunan ini telah ada berdampingan sejak zaman dahulu. Inilah simbol toleransi beragama di negara tersebut. Banyak masjid-masjid yang dibangun berdampingan dengan gereja di beberapa negara. Hal ini membuktikan bahwa sifat toleransi beragama masih bisa dijumpai di dunia ini. Terasa damai di hati bukan bila melihat pemandangan penuh toleransi ini? Adanyatempat ibadah umat beragama lain yang berbeda, tetapi letaknya berdekatan membuktikan bahwa ? - 40568933 afaroz240 afaroz240 26.04.2021 PPKn A.menentukan letak benda di kegelapanb. mengelabuhi musuhnyac. menangkap mangsanyad. menyimpan lemak Sebelumnya Nusa Dua - Indonesia punya banyak bukti hidup antar umat beragama yang rukun dan damai. Di Nusa Dua, Bali ada Puja Mandala, area dimana 5 rumah ibadah saling bersebelahan dengan agama seharusnya tidak menjadi halangan bagi masyarakat Indonesia untuk hidup dengan damai. Jika berkunjung ke daerah Nusa Dua di Bali, sempatkanlah mampir ke Puja Mandala untuk melihat salah satu bukti damainya perbedaan agama yang beriringan dengan Mandala merupakan sebuah komplek area rumah ibadah lima agama sekaligus. Dimulai dari yang kiri ke kanan, adalah Masjid Agung Ibnu Battutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua serta Pura Jagatnatha. Melihat lima rumah ibadah yang saling berjajar di satu area Puja Mandala, sungguh sangat menyejukkan hati. Hanya kurang kelenteng yang merupakan tempat ibadah umat Konghucu saja, maka lengkaplah semua tempat ibadah dari enam agama yang diakui di Indonesia.Randy/detikTravelSekilas, kondisi tersebut mengingatkan akan Bukit Kasih di Minahasa yang juga memiliki lima tempat ibadah sekaligus dalam satu tempat. Kesejukan yang sama juga dapat dilihat dari lokasi Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal serta beberapa lainnya yang terletak lokasi rumah ibadah yang berjajar, komplek rumah ibadah Puja Mandala juga saling berbagi parkiran untuk kendaraan. Jadi ke mana pun Anda beribadah, parkirnya tetap di dalam satu area bersama yang telah Mandala juga menjadi simbol dari toleransi antar umat beragama di Bali. Di tengah peristiwa pembakaran masjid hingga gereja yang belakangan terjadi, dapat melihat tempat ibadah yang saling berjajar memang sungguh menyejukkan.Randy/detikTravelBahkan tidak sedikit turis yang singgah ke Puja Mandala untuk melihat keunikannya. Selain mengagumi toleransi yang ada, tidak sedikit juga yang berfoto di depan sejumlah rumah ibadah. Salah satu yang menjadi favorit adalah Vihara Buddha Guna yang tampak seperti vihara di Thailand dengan ornamen keemasan serta patung Dewata Bali memberi contoh toleransinya yang tinggi antar umat beragama. Sekiranya hal tersebut juga dapat menjadi contoh bagi saudara-saudara setanah air di daerah lain Indonesia, bahwa perbedaan bukan menjadi halangan untuk berjalan beriringan dan saling mengerti satu sama mau mampir, komplek rumah peribadatan Puja Mandala berada di daerah Nusa Dua. Lokasinya berada tidak jauh dari STP Hotel atau Sekolah Tinggi Pariwisata. Perbedaan itu indah!Randy/detikTravel rdy/fay Ciamis-. Bupati Ciamis Herdiat Sunarya meresmikan Kampung Lebak, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sebagai Kampung Kerukunan, Kamis (21/4/2022). Di kampung ini terdapat empat rumah ibadah yang saling berdampingan. Keempatnya yaitu Masjid Jami Al Muhajidin, Gereja Katolik Santo Yohanes, Kelenteng Hok Tek Bio, dan Litang Khonghucu. Surabaya - Hidup rukun dan saling toleransi umat beragama selalu didambakan dalam kehidupan sosial. Bayangkan, tinggal dalam satu wilayah dengan perbedaan keyakinan, namun tetap harmonis dan saling gotong royong dengan tetangga. Adem kerukunan umat beragama di Royal Residence Wiyung, Surabaya yang bisa menjadi contoh toleransi antar umat beragama. Toleransi itu diwujudkan dengan 6 tempat ibadah berbeda yang berdiri saling tempat ibadah tersebut sesuai dengan agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Enam rumah ibadah tersebut adalah Masjid Muhajirin, Vihara Budhayana, Kapel Santo Yustinus untuk umat Katolik, Klenteng Ba De Miao. Kemudian Pura Sakti Raden Wijaya, dan GKI Wiyung Royal Residence untuk umat Kristen. 6 tempat ibadah berdampingan di Surabaya Foto Esti WidiyanaEnam tempat ibadah di perumahan elit ini benar-benar berdampingan dan hanya berjarak sekitar 2 meter satu sama lainnya. Di masing-masing rumah ibadah tidak ada pembatas pagar. Bangunannya menyatu dengan gaya arsitektur masing-masing 2 Forum Komunikasi Antar Rumah Ibadah FKRI Royal Residence Surabaya, Danny Nobret mengatakan warga yang ada di perumahan ini ada di tengah keberagaman. Adanya rumah ibadah yang berdampingan ini justru meningkatkan toleransi."Kami sadar bahwa kami hadir di tengah keberagaman, baik suku, ras dan agama. Sehingga kami merasa nggak pa pa juga rumah ibadah dibuat berjajar. Bukan berarti menjadi satu agama, tapi justru menghargai," kata Danny kepada detikcom, Selasa 21/9/2021.Simak juga 'Peringatan Berdirinya Gong Perdamaian Dunia di Ciamis'[GambasVideo 20detik] WPNSQ. 115 491 140 72 306 167 306 455 172

letak dua tempat ibadah yang berdekatan membuktikan bahwa